Latest News

Friday, 10 October 2014

Belajar Syukur Dari Penjual Tape


Belajar Syukur Dari Penjual Tape

Kisah Ustadz Cahyadi Takariawan tentang Penjual Tape yang luar biasa.

Saya pernah punya sahabat di Yogyakarta, seorang kakek tua penjual tape singkong keliling dengan sepeda kayuh.

Hampir setiap hari ia lewat di depan rumah kontrakan saya ketika masih hidup mengontrak di Kota Jogja sekitar tahun 2002 � 2005. Bahkan kakek tua ini sering berhenti berlama-lama di depan rumah kontrakan, sampai saya keluar dan membeli tapenya.

Saking seringnya bertemu, akhirnya kami menjadi sahabat. Pantasnya ia menjadi bapak saya, melihat usianya. Sampai saya sering mengunjungi rumahnya yang sangat sederhana di daerah Sleman.

Menilik kondisi rumahnya, penampilan dan usahanya, tampak kalau ia hidup dalam berbagai bentuk kesulitan. Rumahnya berdinding anyaman bambu, dengan genting kuno yang kecil ukurannya, serta lantai dari tanah tanpa ada tembok semen sama sekali.

Jika musim hujan, selalu tiris, air masuk ke dalam rumahnya, dan membuat lantai rumahnya ditumbuhi rumput karena kerap tersiram air hujan.

Di rumahnya tidak ada motor. Hanya ada satu sepeda kayuh yang ia gunakan untuk jualan tape keliling Kota Jogja.

Yang sangat mengagumkan bagi saya, ia lebih sering bercerita tentang kebahagiaan hidupnya sebagai penjual tape. Bukan bercerita tentang kegetiran hidup yang dialami.

Mungkin karena kegetiran itu sudah dirasakan setiap hari, maka menjadi tidak berasa lagi baginya. Yang lebih ia rasakan adalah kegembiraan, maka itu yang selalu diceritakan.

Ia selalu antusias menceritakan kegembiraan yang dirasakan ketika ada �orang-orang penting� membeli tape singkongnya, bahkan selalu mengulang cerita tentang seorang dokter yang berlangganan membeli tapenya.

Contoh kegembiraanya seperti ini.

�Yang membeli tape saya itu orangnya bermobil. Mobil mereka bagus-bagus�, cerita sang kakek dengan wajah berbinar-binar saking bahagianya.

Saya bayangkan, mereka yang punya mobil belum tentu sebahagia kakek itu. Namun kakek yang tidak punya mobil, justru merasakan kebahagiaan yang tidak didapatkan oleh para pemilik mobil.

Begitulah cara ia menikmati hidup. Barangkali ia ingin berpesan, hidup itu terlalu indah untuk dikesali. Nikmati saja semua problematika dalam kehidupan, agar kita selalu bahagia walau penuh dengan keterbatasan.

Kisah diambil dari status di fanpage Ustadz Cahyadi Takariawan, Yogyakarta
https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan

gambar tape hanya ilustrasi, dari http://jejecreated.blogspot.com/

Monday, 14 July 2014

Suspended Coffees























Suspended Coffees

Saya memasuki sebuah kedai kopi kecil bersama seorang teman dan memesan kopi. Ketika kami sedang
menuju ke meja ada dua orang yang datang kemudian mereka pergi ke counter: "Kami pesan lima kopi, dua untuk kami dan tiganya "ditangguhkan (suspended)". Mereka membayar pesanan mereka, mengambil hanya dua gelas saja kemudian pergi.

Saya bertanya kepada teman saya: "Apa itu " kopi ditangguhkan (suspended coffees)"?" Teman saya berkata: "Tunggu dan kamu akan lihat."

Beberapa orang lagi masuk. Dua gadis memesan masing-masing satu kopi, membayar dan pergi. Pesanan berikutnya adalah tujuh kopi yang dipesan oleh tiga orang pengacara - tiga untuk mereka dan empat 'ditangguhkan".

Terus terang saya masih bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan transaksi -kopi ditangguhkan- tadi. Sementara saya menikmati cuaca cerah dan pemandangan yang indah ke arah alun-alun di depan kafe, tiba-tiba seorang pria berpakaian lusuh yang tampak seperti seorang pengemis masuk melalui pintu dan bertanya dengan sopan kepada pelayan �apakah Anda memiliki �kopi ditangguhkan�? �.

Ini sederhana - seseorang membayar di muka pesanan kopinya kemudian diniatkan untuk membantu orang yang tidak mampu membeli minuman hangat. Tradisi kopi ditangguhkan ini dimulai di Naples, dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia bahkan di beberapa tempat Anda dapat memesan tidak hanya kopi ditangguhkan, tetapi juga sandwich atau makanan.

Alangkah indahnya, bila pemilik kedai kopi atau toko di setiap kota melakukan hal ini sehingga mereka yang kurang beruntung dapat menemukan harapan dan dukungan. Jika Anda adalah pemilik bisnis coba tawarkan hal ini kepada konsumen Anda�, kami yakin banyak diantara mereka yang mendukung dan menyukainya.

�Berilah makan yang lapar, kunjungi yang sakit dan bebaskanlah budak� (HR. Bukhori).

sumber : fanpage waqaf quran
https://www.facebook.com/wakafalquran/photos/a.158361440841287.39458.156103917733706/836169289727162/?type=1&fref=nf

Tuesday, 24 June 2014

Tamu Yang Mencerdaskan

Siang ini seperti biasa saya berada di kantor. Sedikit bercerita, saya adalah staff magang di pusat informasi dan humas Universitas Airlangga. Masih sama dengan hari lain, tugas kami disini salah satunya adalah menerima tamu. 

Tepat pukul 11 siang, pintu kantor diketuk. Saya dan staff lain mempersilakan tamu ini untuk masuk dan duduk. sebelum sempat kami selesai mempersilakan duduk, si Tamu bertanya, "Pak, Bu, ini bener kampus C Unair Mulyorejo?". 

Dengan ramah kami meng-iyakan. Namun sekali lagi beliau bertanya pertanyaan serupa. Dengan heran kami kembali meng-iyakan. Namun terkejutnya kami ketika si Tamu berteriak girang, "horeee!! saya lulus!". Lalu si Tamu bercerita bahwa dia adalah siswa SLB, usianya 34 tahun namun kemampuan otaknya setara dengan anak usia 13 tahun. 

Namanya Aput, dia dari Wonosari, Yogjakarta. Tujuannya kesini adalah untuk ujian. Ujian? Awalnya kami heran. Namun ternyata Aput sedang menjalankan ujian pencarian alamat. Bayangkan dengan kapasitas otaknya yang setara 13 tahun, ia menuju Surabaya, kota sebesar ini sendirian (ingat, dia dari Yogjakarta, 10 jam dari Surabaya). Ia hafal benar ia harus naik bus Eka sampai Bungur Asih dan 2 kali naik angkutan umum untuk sampai ke Kampus kami. Belum selesai disana, ketika kami menawarkan minum, ia menolak dengan alasan ia dilarang untuk meminta minta. Keukeuhnya prinsip tidak meminta minta ini sampai memaksa kami mencari alasan lain agar ia menerima air minum itu (ia tampak sangat lelah dan kehausan). Kami berdalih bahwa air minum itu adalah hadiah karena dia sudah lulus ujian (bisa menemukan alamat adalah ukuran kelulusannya).

Disela perbincangan kami ia bercerita bahwa di sekolahnya ia belajar baca tulis, ketrampilan, dan agama. Ia menyebutkan ada dua agama disana yang pertama adalah agama Allahuakbar (red. Islam) dan pak Yesus (red. Kristen/Katolik). kebetulan ia beragama Allahuakbar tuturnya. 

Lama berbincang, ia teringat bahwa hari ini adalah hari Jumat. Ia membacakan (dia hafal, tanpa teks) surat Al-Jumu'ah bagi kami. Suaranya merdu dan bacaaannya benar, dia juga hafal dengan baik. Saya dan rekan kerja saya sampai luluh dan menangis. Dia juga memberi tahu kami bahwa ada aturan yang harus ditaati selama ujian ini. Pertama adalah boleh bertanya, namun tidak boleh diantar. Kedua adalah tidak boleh naik kendaraan yang bersifat mengantar seperti taxi dan becak. Ketiga, tidak boleh meminta - minta. dan masih banyak aturan lain yang mengoyak nurani saya. Saya jadi berfikir, sudahkah kita memiliki moral sebaik tamu Tuna Grahita ini? Bahkan dia mencari tempat sampah untuk membuang sampahnya. Sedangkan kita? Ada satu celetukan polos yang ia tanyakan pada kami. Ia bertanya, berapa banyak ayam yang harus dijual untuk pergi ke Mekah? Untuk ke Surabaya saja ia harus menjual ayam 3 ekor. Ia ingin ke mekah karena sudah bisa mengaji.

Dari tamu ini saya belajar banyak tentang makna hidup, kejujuran, bagaimana berjuang dan terus memotivasi diri sendiri. Dia berkata bahwa dia dilarang bersedih. "Kata pak Guru aku ngga boleh sedih, kalo sedih nanti bodo lagi", ucapnya polos. Dari sini, masih bisa sombongkah kita bahwa mahasiswa adalah makhluk paling pintar dan paling baik moralnya? Mari belajar dari sekitar, termasuk dia :)

- sebagaimana ditulis oleh Intan Putri Purnama Ningrum di note fb nya - 
https://www.facebook.com/notes/intan-putri-purnama-ningrum/tamu-yang-mencerdaskan/725384040833096 

Wednesday, 16 April 2014

Jangan Berhenti Berdoa

Kisah nyata, terjadi di Pakistan. Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan)
tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang
kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami
gangguan dan harus mendarat di airport terdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter special, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam? Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda terburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuanmanda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.

Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.

Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. 

Terdengar suara seorang wanita tua: Silahkan masuk, siapa ya?

Terbukalah pintunya. Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam telponnya. 
Ibu itu tersenyum dan berkata: "Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar ada dimana? Disini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan utk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda."

Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara
ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang
terbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap
sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do'a yang panjang.

Dokter mendatanginya dan berkata: Demi Allah, anda telah membuat saya kagum dengan keramahan anda dan kemuliaan akhlak anda, semoga Allah menjawab do'a-do'a anda.

Berkata ibu itu: Nak, anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do'a-do'a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu. Bertanya Dr. Ishan: Apa itu do'anya? Ibu itu berkata: Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada disini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo'a kepada Allah agar memudahkannya.

Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do'a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mu-min dengan do'a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.

Kesimpulan: Jangan pernah berhenti berdo'a sampai Allah menjawabnya.

dari status seorang teman di facebook.

Tuesday, 11 February 2014

Film Pendek Inspiratif : My Beautiful Woman

Sahabat kisah inspirasi, redaksi barusan mendapat sebuah video inspiratif yang amat sangat menyentuh.
Sebuah film pendek dari thailand yang bercerita tentang kecantikan wanita. Ada teks dalam bahasa inggris yang insya Allah mudah dipahami.
Saya tak ingin merusak suasana dengan bercerita lebih banyak, silakan dilihat sendiri, dan bagikan / share jika Anda suka. Selamat menyaksikan :)